Ekonomi (Iqtishad)

Ekonomi (bahasa Arab: iqtishad), menurut Al-Ghazali, bukanlah perihal akumulasi kekayaan namun tentang “qadrul hajah”, untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Iqtishad sendiri secara harfiah bermakna al-qashdu, yaitu pertengahan dan berkeadilan.

Tentu boleh saja ada proses akumulatif (mengumpulkan materi), hanya saja dalam level tertentu dan untuk tujuan tertentu, dan tentu dengan niat yang baik. Misalnya menabung untuk beli rumah, untuk naik haji, atau demi pendidikan anak, dll. Terlepas itu, semaksimal apapun level pendapatan, sebagaimana kaul taipan Warren Buffet, kehidupan (gaya hidup) haruslah tetap sederhana.

Perlu diingat, mengisi perut (berkonsumsi) dan melayani kebutuhan ragawi lain yang “ala qadril hajah”, seperlunya saja, adalah setengah tindakan profetik, ajaran kenabian. Dari sini dikenal istilah “ekonomis”: hemat dan tidak hidup berlebih-lebihan.

Tapi bukan hanya urusan penghematan, sebagian ajaran profetik lain adalah banyak memberi (sedekah), solidaritas. Dua hal itulah sebagian sumber kebahagiaan. Memberi itu lebih membahagiakan daripada menerima.

Perihal ini, kita perlu banyak belajar kepada orang desa: hidup sederhana, tidak neko-neko, saling membantu/tenggang rasa. Inilah the power of simplicity: kesederhanaan adalah “kekuatan”. Tabik.

Comments